Binatang sapi adalah binatang yang sudah tidak asing kita lihat, terlebih karena kita orang yang tinggal dipedesaan. Seperti yang kita tahu manfaat sangatlah banyak bagi kehidupan sehari-hari. Tapi tahukah kita dibalik semua itu, ada hal yang tidak kit duga sebelumnya. Mengkin sebagian besar dari kita beranggapan kalau kotoran dan kentut sapi tidak berbahaya.
Menurut para ahli, system pencernaan sapi yang lamban menjadi penyebab mengapa binatang ini banyak menghasilkan gas metana. Gas metana tersebut juga bisa menyebebkan efek rumah kaca, seperti karbondioksida. Dalam menanggulangi dampak dari kentut yang dihasilkan oleh sapi-sapi, para ahli kemudian mengumpulkan gas tersebut kedalam tangki yang diletakkan diatas punggung sapi.
Peneliti dari Argentina juga menemukan fakta, bahwa gas metana yang dihasilkan sapi dinegaranya tersebut menyumbangkan 30% total emisi yang menyebabkan efek rumah kaca. Sebagai salah satu negara penghasil daging sapi terbesar didunia, Argentina mempunyai sekitar 50 juta sapi yang merumput di Pampas.
Selain itu, Guilermo Berr, seorang peneliti dari Institut Nasional Teknologi Agrikultur mengatakan, bahwa setiap sapi memproduksi 800-1000 liter emisi setiap hari. Dan perlu diketahui, metana yang dihasilkan oleh tempat pembuangan sampah, tambang batu bara, dan pipa gas yang bocor ternyata 23 kali lebih efektif mengikat panas di atmosfer daripada karbondioksida. Dan kini para peneliti di Argentina sekarang sedang melakukan percobaan kembali untuk memperbaiki sistem pencernaan sapi-sapi dan diharapkan dapat menurunkan suhu dibumi. Sehingga bumi yang kita tempati tidak hancur sebelum waktunya tiba.